Pengenalan, Pemantauan dan Penyuluhan Pentingnya Personal Hygiene di SMAN 1 Rasau Jaya
STIKes Yarsi Pontianak menjalin kerja sama dengan SMAN 01 Rasau Jaya dengan menggelar kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Pengenalan, Pemantauan dan Penyuluhan pentingnya personal hygiene , dengan narasumber Kegiatan Ns. Nurpratiwi,M.Kep dan Ibu Fajar Yousriatin,M.Kes. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 30 orang. Peserta tampak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan tersebut serta terjadi peningkatan pengetahuan sabanyak 85% terkait personal hygine.Kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, demonstrasi, diskusi dan tanya jawab, serta pembagian leaflet. SMAN 1 Rasau Jaya merupakan salah satu sekolah menengah atas yang berada di Kabupaten kubu Raya. Berdasarkan survey ke lapangan murid-murid yang ada dilingkungan sekolah tersebut masih perlu diberikan pemahaman terhadap sanitasi dan hiegeiene. Adapun kondisi yang ada di lapangan siswa/I masih belum membiasakan diri mencuci tangan saat akan meakukan aktifitas dan setelah melakukan aktifitas. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kotaminasi terhadap beberapa mikroorganisme yang kemungkinan akan menginfeksi individu tersebut. oleh karena itu perlu diberikan pemahaman terhadap pentingnya mencuci tangan baik sebelum maupun setelah melakukan aktifitas, guna menghindari adanya kontaminan tersebut.
Faktor-faktor hygiene dan sanitasi sekolah sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu pegelola sekolah yang berwewenang, pegawai pengelola kebersihan sarana dan prasarana dan siswa-siswi dalam menjaga kebersihan dan keindahan, namun hal itu sering tidak berjalan lancar karena kurangnya perhatian pihak sekolah dan penerapan pendidikan hidup sehat kepada peserta didik juga biaya pemeliharaan sarana dan prasarana. Berdasarkan dari pengamatan lapangan melalui kunjungan dapat disimpulkan bahwa keberadaan sekolah dapat dikategorikan cukup dari standar namun masih perlu banyak dilakukan pembenahan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemahaman terhadap pelaku kepentingan untuk dapat mensosialisasikan kepada pihak terkait untuk selalu menjaga kebersihan dan menjadikan pola hidup bersih merupakan sebuah kebutuhan yang akan berdampak pada kesehatan serta berakibat pada kesejahteraan sekolah.
Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat yang lebih terarah, terencana, terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS tatanan rumah tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan Institusi Pendidikan terutama tingkat sekolah menengah atas (SMA). Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti walikota, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat penting untuk pembinaan PHBS di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS) juga penting, sedangkan masyarakat sekolah hanya berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dengan menitikberatkan kepada upaya sanitasi atau pengawasan berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar, 2010).